Dalam rangka memperingati Hari Kebebasan Pers Sedunia 2025, UNESCO mengeluarkan pernyataan penting yang menyoroti dampak ganda kecerdasan buatan (AI) terhadap dunia jurnalistik global.
Di satu sisi, AI dipuji mampu membantu verifikasi fakta lebih cepat dan memperluas akses informasi. Namun di sisi lain, AI juga dianggap berpotensi mengerucutkan keragaman suara serta mengancam kebebasan berekspresiβterutama jika model AI dilatih tanpa memperhatikan hak cipta dan kontribusi para jurnalis asli.
π‘ Potensi Positif AI untuk Media
AI telah membuka peluang luar biasa bagi media, antara lain:
- π¨ Verifikasi informasi lebih cepat β AI dapat memindai ribuan artikel, foto, dan video untuk membantu jurnalis membedakan fakta dan hoaks.
- π Akses informasi yang lebih luas β Masyarakat dapat lebih mudah menjangkau berita global dalam berbagai bahasa dan format.
β οΈ Bahaya yang Mengintai
Namun, UNESCO memperingatkan sejumlah risiko serius:
- π Meredam keberagaman konten β Jika algoritma hanya menampilkan βheadline populer,β suara dari media independen atau jurnalis lokal bisa hilang.
- πΌ Pelanggaran hak cipta β Banyak model AI dilatih menggunakan karya para jurnalis tanpa izin atau kompensasi, yang bisa merugikan penulis asli.
- π£οΈ Mengancam kebebasan berekspresi β Kontrol algoritmik yang berlebihan bisa membatasi sudut pandang dan narasi yang beragam.
π Panggilan UNESCO
UNESCO mendorong pemerintah, perusahaan teknologi, dan media untuk:
- Membangun regulasi etis dalam penggunaan AI di jurnalistik.
- Menjamin transparansi dalam sumber data yang digunakan untuk melatih model AI.
- Memberikan penghargaan yang adil terhadap karya asli, serta memastikan perlindungan hukum bagi para jurnalis.
βοΈ Mengapa Isu Ini Relevan?
Di era digital saat ini, kecepatan sering kali diutamakan daripada akurasi. Dengan AI, potensi mempercepat penyebaran berita memang nyata. Namun, jika tidak diawasi dengan baik, teknologi ini justru bisa menjadi pedang bermata dua yang membahayakan kebebasan pers dan kualitas demokrasi.
π¬ Kesimpulan
AI bisa menjadi alat bantu luar biasa untuk dunia pers β asalkan diterapkan secara etis dan bertanggung jawab. UNESCO mengingatkan kita semua: teknologi harus memperkuat, bukan menggantikan, misi utama jurnalisme yaitu menyuarakan kebenaran dan mewakili keragaman.
π Sumber
- unesco.org